Jumat, 04 Februari 2011


Mendesak, Regenerasi Ahli Komodo
Jumat, 4 Februari 2011 | 13:48 WIB


KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOSatwa endemik komodo (Varanus komodoensis) terlihat di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (29/11/2010). Taman Nasional Komodo menjadi salah satu dari 28 finalis New 7 Wonders of Nature.
JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia ternyata memiliki seorang ahli komodo. Dia adalah Soeparmi Surahya (78), mantan dosen Jurusan Biologi Universitas Gadjah Mada. Namun, keahliannya tidak menurun ke generasi baru.
Dari penelitiannya tahun 1977-1989, Soeparmi memberi nama ilmiah komodo Mosasaurus komodoensis, bukan Varanus komodoensis seperti dikenal selama ini. Nama Varanus komodoensisdiberikan peneliti Belanda, Peter A Ouwens, tahun 1912, yang tercatat sebagai dokumentasi ilmiah pertama komodo.
Berdasarkan studi 12 tahun Soeparmi dan penerapan teori evolusi yang lebih baru dan modern, nama itu ternyata tidak sesuai. "Terjadi kesalahan konvergensi. Komodo memang mirip biawak, tetapi bukan termasuk genus varanus," ungkap Soeparmi yang dihubungi dari Jakarta, Rabu (2/2/2011).
Hasil studi itu dipublikasikan dalam buku Komodo: Studi Anatomi dan Kedudukannya dalam Sistematik Hewan terbitan Gadjah Mada University Press tahun 1989.
Jika disebut varanus, itu sejenis biawak—binatang pada era saat ini. Padahal, komodo berasal dari era 60 juta tahun lalu.
Menurut Soeparmi, banyak peneliti, akademisi, dan mahasiswa menemuinya mempelajari komodo. Namun, setelah ia beri bukunya, mereka kesulitan dengan teori evolusi baru.
Buku yang ia tulis banyak disimpan di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Jika tak ada yang mempelajari, ia khawatir anak-anak Indonesia akan belajar komodo dari negara lain.
Soeparmi juga mengkhawatirkan proses konservasi komodo oleh Pemerintah Indonesia. Populasinya terus menurun.
Bahkan, tampilan fisik komodo di kebun-kebun binatang Indonesia jauh dari bentuk asalnya, yang gagah dan hewan raksasa dengan panjang bisa mencapai 4 meter. Komodo di kebun binatang Indonesia umumnya langsing dan pendek. Kondisi itu bisa membuat keturunan komodo yang dihasilkan memiliki varietas berbeda dengan komodo asli.
"Program konservasi komodo di Amerika Serikat yang saya lihat tahun 2010 jauh lebih berhasil. Di sana, komodo seperti yang ada di Pulau Komodo," ujarnya.
Tergerus materi
Secara terpisah, Kepala Pusat Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Universitas Indonesia Jatna Supriatna mengatakan, minimnya ahli bidang tertentu dalam biologi disebabkan mahasiswa saat ini lebih menyukai politik dan bidang biologi yang lebih menjanjikan materi, seperti bioteknologi.
Itu sejalan kebijakan pemerintah yang memfokuskan penelitian bidang-bidang bernilai ekonomi tinggi, meniru pola riset di negara maju.
"Negara-negara maju itu sangat miskin keanekaragaman hayatinya. Sementara, basis dari bioteknologi adalah keanekaragaman hayati yang bisa dimanfaatkan untuk pangan, papan, dan obat," katanya.
Oleh karena itu, banyak peneliti asing ke Indonesia mempelajari keanekaragaman hayati. Data itu dibawa kembali ke negara mereka, yang produknya dijual termasuk ke Indonesia.
Tanpa penelitian serius dan menghasilkan produk siap pakai, lanjut Jatna, kepunahan keanekaragaman hayati Indonesia tinggal menunggu waktu.
"Indonesia unggul kompetitif dalam jumlah keanekaragaman hayati dan keunggulan komparatif dalam penggunaan keanekaragaman hayati berdasarkan tradisi suku-suku," katanya.
Untuk itu, pemerintah perlu memberi insentif agar peneliti dan mahasiswa Indonesia lebih tertarik mendalami keanekaragaman hayati Indonesia sebagai basis pengembangan bioteknologi, termasuk flora fauna endemik Indonesia. Dengan itu, Indonesia akan mandiri. (MZW)

Sumber :
Kompas Ceta

Borobudur, Magelang, Jateng Indonesia


Borobudur
 Photo Album (19 photos)
Borobudur adalah candi Budha terbesar di abad kesembilan berukuran 123 x 123 meter. Ia selesai berabad-abad sebelum Angkor Wat di Kamboja.

Borobudur, Candi Budha Terbesar di Abad Kesembilan

Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang yang bersemangat untuk mengunjungi bangunan ini sebagai salah satu Keajaiban Dunia warisan. Hal ini tidak mengherankan karena arsitektural dan fungsional, sebagai tempat bagi umat Buddha untuk memanjatkan doa mereka, Borobudur menarik.
Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja Kerajaan Mataram Kuno, keturunan dinasti Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
Borobudur dibangun sebagai-teras bangunan sepuluh. Ketinggian sebelum direnovasi adalah 42 meter dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat atas adalah dalam bentuk lingkaran, dan di atas mereka adalah stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sejalan dengan Buddha Mahayana, setiap orang yang berniat untuk mencapai tingkat Buddha harus melalui masing-masing tahap kehidupan.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Keempat atas cerita disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka, sedangkan yang lain atas tiga teras di mana stupa Budha terbatas dalam kubah dengan keutuhan disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupamelambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Dalam rangka untuk memahami urutan cerita di panel relief, Anda harus berjalan searah jarum jam dari pintu masuk candi. Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu, misalnya, bantuan dari 'aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran di Bergotta (Semarang).
Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha itu. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi mereka yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES menyarankan anda berjalan melalui setiap lorong sempit di Borobudur agar Anda dapat mengetahui filsafat Buddhisme. Atisha, seorang budhis asal India pada abad kesepuluh pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa.
Berkat mengunjungi Borobudur dan memiliki pasokan naskah ajaran Budha dari Serlingpa (King of Sriwijaya), Atisha mampu meningkatkan's ajaran Buddha setelah ia kembali ke India dan ia membangun sebuah lembaga agama, Vikramasila Buddhisme. Kemudian ia menjadi pemimpin biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa kemudian diringkas sebagai inti dari ajaran yang disebut "The Lamp untuk Jalan menuju Pencerahan" atau dikenal sebagai Bodhipathapradipa.
Sebuah pertanyaan tentang Borobudur yang masih terjawab sejauh ini adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika pada awal berdirinya dan mengapa pada saat candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa hipotesis menyatakan bahwa Borobudur di yayasan awalnya dikelilingi oleh rawa-rawa dan itu terpendam karena letusan Merapi. Hal ini didasarkan pada prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata Sansekerta digunakan untuk menggambarkan terjadinya bencana. Laut susu kemudian diterjemahkan ke dalam lava Merapi. Beberapa yang lain mengatakan bahwa Borobudur tertimbun lahar dingin Gunung Merapi.
Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, masuk akal jika banyak orang menaruh Borobudur dalam agenda mereka sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidup mereka. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berjalan-jalan mengelilingi desa-desa sekitarnya seperti Karanganyar dan Wanurejo. Anda juga bisa pergi ke puncak batu Kendil mana Anda dapat menikmati Borobudur dan pemandangan sekitarnya. Silakan kunjungi Candi Borobudur segera ...
Teks: Yunanto Wiji Utomo

Mesir bergolak


Minggu, 30 Januari 2011 | 15:56 WIB


Reuters/Mohamed Abd El-GhanyPerlawanan anti Presiden Hosni Mubarak menjalar dalam dada kaum muda dan tua Mesir yang dihadapi dengan kebengisan polisi Kairo, 25 Januari 2011.
KOMPAS.com - Dalam minggu terakhir bulan Januari 2011, Mesir diguncang aksi demo keras yang semakin meluas. Gerakan diawali oleh para aktivis yang mengajak rakyat Mesir untuk melakukan gerakan bersama melawan kemiskinan, pengangguran, korupsi pemerintah, dan kekuasaan Presiden Husni Mubarak. Demonstran mendesak Mubarak mengakhiri kekuasaannya yang telah berlangsung 30 tahun, menuntut mundur Perdana Menteri Ahmed Nazif, serta menuntut pembubaran parlemen dan pembentukan pemerintah bersatu.
Gerakan demonstran yang dimulai pada hari Rabu (26/1/2011) yang merupakan hari libur nasional mereka lempar dengan tagline "hari kemarahan". Massa demonstran berbaris di pusat kota Kairo, menuju kantor partai yang berkuasa, Partai Demokrasi Nasional, serta Departemen Luar Negeri dan televisi negara. Protes serupa dilaporkan terjadi di kota-kota lain di seluruh negeri. Bentrokan akhirnya tak terhindarkan, polisi melemparkan gas air mata dan meriam air terhadap demonstran yang berteriak "Turunlah bersama Mubarak" di Tahrir Square.
Kerusuhan meluas di Alexandria, kota Mansura di Delta Nil, Tanta dan di kota-kota selatan Aswan dan Assiut. Pada kerusuhan awal tiga pengunjuk rasa dan seorang perwira polisi telah tewas. protes terus di beberapa kota. Ratusan orang telah ditangkap, tetapi para pengunjuk rasa mengatakan mereka tidak akan menyerah sampai permintaan mereka terpenuhi. Kekerasan juga meletus di kota Suez , sementara di daerah Sinai utara, tepatnya di kawasan Sheikh Zuweid, suku Badui dan polisi terlibat aksi saling menembak, menewaskan seorang remaja berusia 17 tahun. Hal yang sama juga terjadi di Ismailia.
Tuntutan dan aksi yang dikatakan terilhami oleh demonstrasi yang berhasil menjatuhkan presiden tunisia itu terus dicoba dibubarkan oleh pemerintah. Sekitar 250 orang terluka, termasuk 85 polisi, setelah polisi antihuru hara menembakkan gas air mata. Citra kepolisian di Mesir terus merosot, sementara rakyat masih menghargai pasukan militer. Para pejabat keamanan menyebutkan hampir 1000 pemrotes ditahan. Pada tanggal 28 Januari internet dan SMS di Mesir mati, layanan jejaring sosial Facebook dan Twitter terganggu.
Pemerintah Mesir kini mendapat tekanan internasional yang lebih keras, termasuk dari negara sekutunya Amerika Serikat. Juru bicara Departemen Luar Negeri, Philip Crowley menyampaikan agar para pemimpin Arab bekerja sama dengan masyarakat mereka dalam melakukan reformasi atau dalam mencermati para ekstremis. "Orang-orang di seluruh Timur Tengah-orang seperti di mana-mana-sedang mencari kesempatan untuk berkontribusi dan memiliki peran dalam keputusan-keputusan yang akan menentukan kehidupan mereka," katanya.
"Kami ingin melihat reformasi terjadi di Mesir dan di tempat lain, untuk membuat peluang lebih besar di bidang politik, sosial dan ekonomi yang konsisten dengan keinginan rakyat," kata Crowley. "Amerika Serikat adalah mitra Mesir dan orang-orang Mesir kini berada di dalam proses, yang kami percaya harus terungkap dalam suasana damai," kata juru bicara itu. Sementara Menteri luar negeri AS Hillary Clinton menyampaikan bahwa Amerika Serikat mendukung "hak fundamental menyatakan pendapat dan berkumpul bagi semua orang dan kita mendesak agar semua pihak menahan diri dan menahan diri dari kekerasan."
Kini, apa yang bisa dilihat dari kerusuhan di Mesir tersebut. Kerusuhan di Mesir merupakan sebuah awal gelombang protes masyarakat yang menginginkan perubahan menuju ke suatu kondisi yang lebih baik. Gerakan rakyat dikawasan tersebut dimulai di Tunisia, dan berhasil menumbangkan Presiden Zine al-Abidine Ben Ali pada bulan Januari ini. Setelah Mesir bergolak kemudian Yaman mulai bergetar. Puluhan ribu warga Yaman menggelar unjuk rasa di ibu kota Sana menuntut Presiden Ali Abdullah Saleh, yang telah berkuasa dalam 30 tahun terakhir, mundur. Presiden Saleh, yang dikenal sebagai sekutu Barat, menjadi pemimpin Yaman Utara pada 1978. Ia juga menjadi pemimpin negara ketika Yaman Selatan bergabung dengan Utara pada 1990. Terakhir kali ia terpilih kembali menjadi presiden pada 2006.
Kenapa gelombang protes bergulir dikawasan tersebut? Rakyat di ngara-negara tersebut menginginkan sebuah perubahan untuk melawan kemiskinan, pengangguran dan korupsi pemerintah. Demonstran ternyata tidak mampu diatasi oleh aparat kepolisian. Panser-panser pasukan keamanan telah diserbu dan dibakar oleh massa. Presiden Mubarak nampaknya belum berhasil mengatasi aksi keras demo yang terjadi. Dalam pidato di televisi, Mubarak berjanji akan melaksanakan reformasi politik dan ekonomi. Ia juga memerintahkan Kabinetnya mengundurkan diri dan berjanji untuk mengangkat Kabinet baru.
Di lain sisi Amerika sebagai negara pendukungnya bahkan menekan Mubarak agar tidak mengambil tindak kekerasan terhadap demonstrasi damai dan memulihkan pelayanan komunikasi dan internet yang telah diputuskan. Presiden Barrack Obama mengatakan telah menelepon Presiden Husni Mubarak agar mengambil langkah kongkrit untuk memenuhi reformasi yang telah dijanjikannya kepada rakyat Mesir. Kini para demonstran tidak memperdulikan jam malam dan terus menuntut agar Mubarak mengakhiri kekuasaannya yang sudah berlangsung 30 tahun itu. Gedung-gedung terus terbakar di Kairo dan tank-tank meronda jalan-jalan, yang mengakhiri hari yang penuh dengan kekerasan dan kekacauan di Mesir.
Imbas ke Indonesia
Apakah kaitan Tunisia, Mesir, Yaman dan Indonesia? Pemerintah pada era demokrasi kebebasan ini sebaiknya lebih waspada, tayangan media sudah tidak ada batas geraknya. Semua serba terbuka, semua disebut telah menjadi hak individu. Kebebasan menjadi milik rakyat di negara-negara yang menerapkan sistem demokrasi. Mesir dan Indonesia adalah negara dengan sistem demokrasi, kemiskinan adalah tuntutan di Mesir, sementara masalah kemiskinan bukanlah suatu yang asing di Indonesia. Berbicara soal korupsi, Mesir luluh lantak karena tuntutan demonstran soal korupsi, sementara di Indonesia masalah korupsi sudah bukan yang aneh lagi, beberapa kasus besar yang terakhir kasus Gayus dan ditangkapnya 17 politisi adalah gambaran serupa.
Perubahan, itulah kata bertuah yang mesti kita cerna bersama. Pemerintah tidak perlu memberikan janji dan angin surga kepada rakyatnya, letupan-letupan kecil mulai terasa di sini. Presiden SBY terlihat mulai dijadikan target utama, dan media dengan gembira menayangkannya. Bukankah sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil? Bagaimana dengan Amerika, yang selalu mendukung penuh negara yang mau menerapkan sistem demokrasi? Begitu terjadi aksi protes yang keras, kasar dan meluas terhadap pemerintahan demokratis di sebuah negara, maka kata-kata standar akan dikeluarkan, agar jangan menggunakan kekerasan kepada demonstran. Mereka mendukung rakyat, begitu basa-basinya.
Jadi, apa pelajaran yang bisa kita petik dari kasus Tunisia, Mesir, dan mungkin Yaman? Kita harus bisa bersama-sama menjaga negara kita, yang berkuasa mengemban amanah seperti yang diharapkan rakyat, tidak perlu janji dan ucapan yang sangat tidak disukai rakyat. Kita mesti waspada, banyak yang berambisi di Indonesia, dan banyak yang menginginkan agar kita ribut, tidak stabil dan tetap bodoh. Tujuannya hanya satu, orang bodoh tetap mudah ditipu. Demikian juga bagi orang pintar yang tidak memerintah, perlu disadari bahwa sebagian besar rakyat kita tidak pintar, mudah terprovokasi, kerusuhan hanya menunggu waktu apabila para elit tidak segera berbenah diri dan berupaya menjaga perkataan.
Indikasi Mesir yang mirip dengan Indonesia sudah hampir lengkap tercatat, oleh karena itu kita harus waspada, tidak ada yang bisa menolong kecuali diri kita sendiri. Kita tidak bisa mengharapkan pertolongan negara lain, mereka hanya mau kita menurut apa kata sistem mereka, ikut cara mereka, karena itulah kepentingan mereka. Yang terakhir ya mereka juga yang mendapat untung bukan? Apabila terjadi sesuatu di Indonesia, maka mereka akhirnya hanya akan melakukan tekanan agar pemerintah tidak begini dan begitu kepada rakyat.
Apakah rakyat kita rakyat mereka? Bukan, rakyat kita adalah saudara kita, pemerintah adalah juga rakyat yang kita pilih untuk menyejahterakan bangsa ini. Semoga tulisan sederhana ini ada manfaatnya…. Sekali lagi mohon berhati-hati, pengetahuan dan kemampuan dalam berdemokrasi bagi rakyat kita barulah pada tahap meniru, dan contoh teraktual yang bisa ditiru adalah kerusuhan di Mesir itu. Semoga Tuhan melindungi bangsa Indonesia yang kita cintai bersama. Amin

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by
Sumber :

Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified